PERBANDINGAN MINAT PELAJAR TERHADAP
FILM
INDONESIA DENGAN
FILM LUAR NEGERI
Oleh Junjun Wijaya
Kelas XI IPA 1
SMA NEGERI 1 TANAH JAWA
KABUPATEN SIMALUNGUN
2012/2013
PERBANDINGAN MINAT
PELAJAR TERHADAP FILM INDONESIA DENGAN FILM LUAR NEGERI
Guru Pembimbing
Jagokdin
Sihaloho, S.Pd
NIP. 197504162009031003
Kata Pengantar
Puji
syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa, kerena berkat dan
rahmat-Nya selesailah karya ilmiah ini dengan judul “PERBANDINGAN MINAT PELAJAR TERHADAP FILM INDONESIA DENGAN FILM
LUAR NEGERI”.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada Bapak guru pembimbing yang telah membimbing saya sehingga
karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Saya sadar bahwa karya ilmiah saya
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon maaf
sebesar-besarnya dan saya berharap kepada berbagai pihak untuk memberikan saran
dan kritik yang membangun demi perbaikan karya ilmiah ini ke depannya.
Semoga, karya ilmiah ini bermanfaat
dan digunakan oleh teman-teman pelajar sekalian.
Tanah
Jawa, Mei 2013
Penulis
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai
perbandingan minat pelajar terhadap film Indonesia dengan film luar negeri
dengan metode Daftar Pertanyaan (Kuesioner) di SMA Negeri 1
Tanah Jawa khususnya di kelas XI IPA 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan minat
terhadap film Indonesia, dan mengurangi minat terhadap film Barat atau Asia dan
pengaruh film Indonesia dan film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran
siswa-siswi.
Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Mei
2013 di kelas XI IPA 1 dengan cara membagikan angket kepada tiga puluh orang
sebagai sampel atau responden. Penelitian ini menarik beberapa kesimpulan,
salah satunya yaitu menambah
wawasan siswa-siswi, khususnya terhadap film Barat dimana menambah kosa-kata
bahasa Inggris bagi siswa khususnya serta menambah wawasan pengetahuan umum
mereka sehingga semakin luas, selain itu manfaat penting yang dapat diperoleh
siswa, adalah siswa dapat menghibur diri, serta mengisi kekosongan waktu yang
mereka miliki.
Hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa film Barat atau Asialah yang
paling mereka sukai. Hal tersebut dikarenakan film Barat atau Asia, merupakan
film yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua dan selalu kita jumpai dalam
berbagai media massa, seperti melalui Internet, koran, Majalah, Tabloid,
Televisi, dan sebagainya dalam hal pengenalannya terhadap masyarakat. Meskipun
demikian, film indonesia juga tetap memiliki peminat meskipun tak sebanyak
peminat film Barat atau Asia.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
i
ABSTRAK................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
D. Asumsi........................................................................................ 3
E.
Pertanyaan Penelitian.................................................................... 4
BAB II KERANGKA TEORITIS............................................................. 5
A. Defenisi Film Menurut Wikipedia.................................................. 5
B. Sejarah Film Indonesia................................................................. 7
C. Hakikat dan Keberadaan Film Asing............................................ 8
D. Pengertian Pelajar........................................................................ 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................. 10
A. Metode Penelitian........................................................................ 10
B. Teknik Perolehan Data ................................................................ 10
C. Teknik Analisis Data.................................................................... 10
D. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................... 13
E. Populasi dan Sampel.................................................................... 13
BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................. 14
BAB V PENUTUP.................................................................................... 19
A. Kesimpulan................................................................................. 19
B. Saran.......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang
telah kita ketahui bersama, kata “Film” merupakan sesuatu yang biasa terdengar
di telinga kita. Semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, tua, hingga lanjut
usia senang menonton film. Sayangnya, perkembangan film ini terlihat mengalami
kemunduran dan ada kecenderungan para penikmat film terhadap film-film asli
luar negeri, seperti film Barat atau Asia.
Oleh karena
itu, hal yang dapat kita soroti adalah dengan mengutamakan kualitas dari pada
kuantitas , dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum. Olehnya, untuk
lebih mengetahui mengenai apa saja yang dapat menjadi indikator yang dapat
membantu dalam meningkatkan kualitas dan peminat film Indonesia, maka saya
memutuskan untuk mengadakan suatu penelitian mengenai “Minat Remaja Terhadap
Film-Film Indonesia” sebagai bahan untuk mengadakan perbandingan dengan
film-film asli buatan luar negeri.
Remaja,
sebagai pihak terbanyak sekaligus berminat menonton fim-film Indonesia atau
luar negeri. Sayangnya, kaum remaja adalah kaum yang selalu mengikuti arus
zaman sehingga berbagai pengaruh dari luar sangat mudah untuk mereka serap.
Saya memilih
pelajar karena merupakan kaum yang paling berminat menonton film-film Indonesia
atau luar negeri, di SMAN 1 Tanah Jawa khususnya, kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi semakin mendorong para siswa dan siswi untuk selalu mengikuti
arah perkembangan zaman. Para siswa dan siswi menonton film-film luar negeri
karena rasa gemar mereka dan menimbulkan efek yang luar biasa dari film yang
mereka tonton seperti “Harry Potter”.
Bila
diperhatikan, film Asing tersebut menjadi populer dikarenakan kualitas
produksinya yang memang sangat baik. Kemampuan dalam memproduksi film Asing
tersebut dapat menimbulkan kesan berupa imajinasi yang sungguh luar biasa,
sehingga penikmat film menjadi menyukainya. Namun, bila dibandingkan dengan
film asli buatan Indonesia juga tidak kalah menariknya. Sebut saja “Laskar Pelangi”, yang bahkan menembus
dunia Internasional, terbukti dalam penghargaan yang diterimanya sebagai film
edukasi terbaik , membuktikan bahwa masih ada banyak harapan bagi film-film
Asli buatan Indonesia untuk dapat bersaing dengan film-film asing, bahkan
hingga ke dunia Internasional.
Olehnya,
berdasarkan penjelasan di atas, saya menyimpulkan bahwa film Indonesia bukanlah
film yang buruk, tidak berkualitas, atau bahkan film yang tidak mampu untuk
bersaing dengan film-film asing buatan luar negeri, namun terdapat sesuatu hal
tertentu yang mendorong film buatan Indonesia menjadi tertinggal
dari film buatan luar negeri atau asing. Maka dari itu, penelitian yang kami
lakukan kali ini akan mengkaji mengenai pendapat dan pemikiran siswa- siswi
SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1 untuk mengetahui seberapa besar minat
mereka terhadap film Indonesia dan apa sajakah yang dapat mempengaruhi minat
mereka tersebut yang kemudian akan saya jadikan sebagai bahan dan dasar untuk
melakukan “Perbandingan Minat Pelajar Terhadap film Indonesia dengan film luar
negeri”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat
dirumuskan masalah-masalah yang akan dikupas dalam penulisan karya ilmiah ini,
yaitu :
1. Bagaimana
cara meningkatkan minat siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1
terhadap film Indonesia, dan mengurangi minat mereka terhadap film-film luar
negeri seperti film Barat atau Asia ?
2. Bagaimana
pengaruh film Indonesia dan film luar negeri terhadap mata pelajaran
siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1 ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas,
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui
cara meningkatkan minat Siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1
terhadap film Indonesia, dan mengurangi minat terhadap film luar negeri.
2. Untuk
mengetahui pengaruh film Indonesia dan film luar negeri terhadap mata pelajaran
siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1.
D. Asumsi
Film
merupakan suatu tontonan yang memberikan dampak positif dan negatif kepada para
penonton. Salah satu penonton yang dimaksud adalah para pelajar remaja, dan
kebanyakan dari remaja di zaman modern seperti sekarang lebih banyak yang
memiliki hobi menonton, baik film Indonesia ataupun film luar negeri seperti
Barat atau Asia. Akhir-akhir ini film luar negeri lebih banyak peminatnya
dibanding film Indonesia. Hal ini dikarenakan film Indonesia lebih mementingkan
kuantitas dibanding kualitas.
Problema
yang dihadapi perfilman negara kita saat ini yaitu ketidakpuasan penonton
terhadap film buatan Indonesia yang dianggap mereka tidak masuk akal pikiran.
Mereka membuat film sebagai ajang untuk perekonomian mereka dan menghiraukan
kepuasaan penonton. Walaupun demikian, film Indonesia dan luar negeri
memberikan kepada para penonton seperti pelajar remaja pengaruh positif salah
satunya yaitu menambah wawasan mereka dan juga pengaruh negatif seperti
mengganggu pol pikir mereka.
E. Hipotesis
Cara
meningkatkan dan menurunkan minat siswa-siswi terhadap film luar negeri yaitu
meningkatkan kualitas film buatan Indonesia. Karena seperti yang kita tahu
bahwa kebanyakan film Indonesia diciptakan hanya sebatas untuk kepentingan
ekonomi semata.
Pengaruh
film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran siswa yaitu untuk meningkatkan
minat belajar, menguasai kosa kata dalam bahasa Inggris
dan menambah
wawasan mereka.
BAB II
TELAAH KEPUSTAKAAN
A.
Definisi Film Menurut Wikipedia
Film
adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering
disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau
gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di
kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah
film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya)
+ graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah
melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita
harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film
dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur
palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita
seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver
halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat
proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang
tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak
terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).
Istilah
film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan
zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam
bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan
pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi
bergeser pada penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar.
Dalam
bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan
yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita
analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak
dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang
memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan
dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian
film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film
yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap
pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat
disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat
disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan
teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang
mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya
seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang)
seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai
medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik
yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut
selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan
untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.
Pada
generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik
sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media
penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal
media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media
digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film
pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid
sebagai penyimpannya.
Sejalan
dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka
pengertian film telah bergeser. Sebuah filmcerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit
film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap
pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital
dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi
dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
B.
Sejarah Film Indonesia
Perfilman
Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara
sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop
lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok
M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu
antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike Ardilla, Paramitha Rusady.
Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun
untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Salah
satu gambaran tentang kesuksesan tersebut penyelenggaraan Festival Film
Indonesia diselenggarakan di daerah-daerah dengan antusis oleh masyarakat.
Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an
yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus
orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi
di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi
tersebut.
C.
Hakikat
dan Keberadaan Film Asing
Film asing yang terdiri atas film
Barat atau Asia merupakan film buatan luar negeri yang tujuan pembuatannya
tidak jauh beda dengan film-film buatan dalam negeri. Pada umumnya, tujuan
pembuatan film asing ini adalah untuk mengejar keuntungan ekonomi. Olehnya,
film barat biasanya dibuat dengan tujuan untuk bersaing dengan film-film asing
lainnya sehingga film yang mampu bertahan yang akan mendapatkan keuntungan yang
lebih besar dari pada film-film lainnya.
Tidak hanya itu, tidak jarang juga
tujuan penciptaan sebuah film itu adalah untuk mempromosikan nilai-nilai budaya
suatu bangsa. Namun, film Barat ataupun Asia umumnya memang hanya sebatas pada
tujuan atau dorongan dari faktor ekonomi.
Film Asing khususnya film Barat atau
Asia umumnya banyak mengandung adegan-adegan yang tak senonoh dan tidak
bermoral. Hal tersebutlah yang menjadikan film Barat atau Asia juga agak
ditentang oleh sebagian orang yang merasa bahwa film Barat atau Asia tersebut
sudah tidak pantas untuk ditonton oleh masyarakat.
Sayangnya, meskipun film Barat atau
Asia mengandung banyak pengaruh negatif, film Barat atau Asia juga tidak
berarti dapat dicekal penayangannya di masyarakat sebab film Barat atau Asia
juga berperan dalam memberikan sumbangan pajak bagi bangsa. Setiap film Barat
atau Asia yang diputar di Indonesia haruslah dikenakan pungutan yang berarti
dapat menambah kas bagi negara yang bersangkutan. Hal tersebutlah yang juga
menjadi salah satu faktor sehingga film Barat atau Asia juga tidak dapat dengan
seenaknya dihentikan penayangannya sebab dapat memberikan dampak besar bagi
perekonomian bangsa.
D. Pengertian Pelajar
Sebutan “Pelajar” diberikan kepada
peserta didik yang sedang mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran untuk
mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta
didik dalam arti luas. Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang
terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit
adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997).
Peserta
didik dalam arti sempit inilah yang disebut sebagai pelajar. Dikatakan pelajar
sebab mereka mengikuti pembelajaran dalam konteks pendidikan formal , yakni
pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan formal inilah pelajar diajarkan
berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Sosial, Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, dan masih banyak lagi. Diharapkan, selama mengikuti
kegiatan pembelajaran, siswa mampu mengembangkan dirinya baik secara sosial,
emosi, intelektual, bahasa, moral dan kepribadian ke arah positif yang
diinginkan semua orang. Perkembangan yang dialami pelajar berbeda-beda.
Tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Tidak
selamanya perkembangan pada diri pelajar menuju pada hal positif. Adakalanya
beberapa pelajar justru menunjukkan perkembangan ke arah negatif, salah satunya
aksi premanisme yang marak dilakukan oleh pelajar di berbagai daerah saat ini.
Sangat disayangkan, sebab hakikat seorang pelajar adalah belajar dan menuntut ilmu.
Sangat disayangkan, sebab hakikat seorang pelajar adalah belajar dan menuntut ilmu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode daftar pertanyaan (kuesioner). Metode
ini sesuai dengan penelitian ini karena salah satu cara meneliti pelajar adalah
dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan yang dijadikan responden untuk
dijawabnya.
B. Teknik Perolehan Data
Teknik
perolehan data yang digunakan penulis adalah Teknik Observasi. Penulis memberikan
angket kepada pelajar remaja di SMA N 1 Tanah Jawa khususnya di kelas XI IPA 1
untuk memperoleh data yang lebih akurat.
.
C. Teknik Analisi Data
Dalam melaksanakan penelitian ini,
saya mengambil siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa kelas XI IPA 1 sejumlah 30 orang.
Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan pertanyaan-pertanyaan melalui
kuesioner berupa angket. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun sedemikian rupa
agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Pertanyaan
diberikan dalam bentuk pilihan, artinya, ada beberapa alternatif jawaban yang
disesuaikan pada minat dan keadaan siswa-siswi yang sebenarnya.
Berikut ini kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan
hasil dari angket tersebut yang telah mereka jawab.
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
KESIMPULAN
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
|||
1.
|
Apakah Anda mengenal film Barat atau Asia ?
|
27
|
1
|
2
|
Sebagian besar siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa yang terdiri
dari 30 siswa, terdapat 27 siswa yang mengenal film Barat atau Asia, 1 siswa tidak
mengenal, dan 2 lagi tidak mengenal film Barat ataupun Asia.
|
|
2.
|
Manakah jenis film yang paling Anda sukai ?
|
2
|
28
|
Siswa SMAN 1 Tanah Jawa, yang terdiri dari 30 siswa,
ternyata sebanyak 28 orang lebih menyukai film Barat atau Asia dan 2 orang
yang lebih menyukai film Indonesia dari pada film Barat atau Asia.
|
||
3.
|
Apakah manfaat penting yang dapat Anda peroleh dari
menonton film Indonesia dan film Barat atau Asia ?
|
11
|
16
|
3
|
Sebagian besar siswa SMAN 1 Tanah Jawa menjadikan
tontonan film Indonesia serta film Barat atau Asia sebagai sarana untuk
refreshing.
|
|
4
|
Menurut Anda, orang lebih memilih menonton film
Barat dibanding film Indonesia karena ?
|
2
|
4
|
2
|
22
|
Orang-orang lebih memilih menonton film Barat atau
Asia dibandingkan dengan film Indonesia karena alasan pemerannya, alurnya
yang menantang, serta karena settingnya yang unik dan menarik.
|
5
|
Berapa persenkah minat anda untuk mau menonton film
Indonesia ?
|
19
|
10
|
1
|
Sebagian besar siswa SMAN 1 Tanah Jawa hanya
memiliki minat sebesar 30 % terhadap film Indonesia
|
|
6
|
Menonton film Barat atau Asia membuat Anda menjadi
ketagihan. Setujukah Anda dengan pendapat itu ?
|
16
|
14
|
Sebagian besar siswa SMAN 1 Tanah Jawa menjadi ketagihan terhadap film Barat atau
Asia.
|
||
7
|
Menurut Anda, bagaimanakah cara menurunkan minat
terhadap film Barat atau
Asia ?
|
29
|
1
|
Cara menurunkan minat terhadap film Barat atau Asia
adalah dengan meningkatkan kualitas film Indonesia
|
||
8
|
Bagaimanakah pengaruh film Barat atau Asia terhadap
mata pelajaran Anda ?
|
16
|
14
|
Film Barat atau Asia berpengaruh dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
|
||
9
|
Menurut Anda, manakah film yang memiliki pengaruh
yang paling banyak terhadap mata pelajaran siswa ?
|
21
|
9
|
Film Barat atau Asia memiliki pengaruh yang paling
banyak terhadap mata pelajaran siswa.
|
||
10
|
Apakah orang tua juga berperan penting dalam
mempengaruhi Anda menonton film Barat atau Asia ?
|
13
|
17
|
Orang tua memiliki peranan penting dalam mempengaruhi
siswa dalam menonton film Barat atau Asia.
|
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di SMAN 1 Tanah Jawa kelas XI IPA 1 pada tanggal 27 Mei 2013 pukul
08.00 WIB.
E. Populasi dan Sampel
Populasi
pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI tahun ajaran 2012/2013 yang
terdiri dari 6 kelas dengan jumlah sekitar 230 orang dan sampel pada penelitian
ini adalah kelas XI IPA 1 sebanyak 39
orang dan yang mengikuti observasi sebanyak 30 orang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan
tabel pada analisis data, saya mengelompokkan jawaban responden berdasarkan apa
yang mereka pilih :
1. Sebanyak
90,00 % responden memilih bahwa mereka mengenal film Barat atau Asia, sebanyak
3,33 % tidak mengenal, dan 6,67 % kurang mengetahui tentang film Barat atau
Asia.
2. Sebanyak
6,67 % responden memilih bahwa jenis film yang paling mereka sukai adalah film
Barat atau Asia , sedangkan sebanyak 93,33 % responden menyukai film Indonesia.
3. Sebanyak
36,67 % responden memilih bahwa manfaat penting yang dapat diperoleh dari
menonton film Indonesia , serta film Barat atau Asia adalah dapat menambah
wawasan, 53,33 % memilih sebagai sarana untuk refreshing, dan sisanya sebesar
10 % adalah untuk mengisi waktu.
4. Sebanyak
6,67 % responden memilih bahwa orang-orang lebih memilih film Barat dibanding
film Indonesia karena pemerannya, 13,33 % karena alurnya menantang, dan 6,67 %
karena settingnya yang unik dan menarik, serta sebesar 73,33 % memilih
ketiga alasan tersebut di atas.
5. Sebanyak
63,34 % responden memilih bahwa besar minat mereka untuk mau menonton film
Indonesia adalah sebesar 30 %, 33,33 %, responden memiliki minat sebesar 50 %,
dan 3,33 % responden memiliki minat sebesar 75 %.
6. Sebanyak
53,34 % responden memilih bahwa menonton film Barat atau Asia membuat mereka
menjadi ketagihan , sedangkan sisanya sebanyak 46,66 % responden memilih bahwa
menonton film Barat atau Asia tidak membuat mereka menjadi ketagihan.
7. Sebanyak
96,67 % responden memilih bahwa cara menurunkan minat terhadap film Barat atau
Asia adalah dengan meningkatkan kualitas film Indonesia , sedangkan 3,33 %
memilih dengan cara melarang penayangan film-film Barat atau Asia.
2. Sebanyak
53,34 % responden memilih bahwa pengaruh film Barat atau Asia adalah
meningkatkan minat belajar mereka, sedangkan sisanya sebesar 46,66 % memilih
film Barat atau Asia dapat menurunkan minat belajar siswa.
3. Sebanyak
70,00 % responden memilih bahwa film yang memiliki pengaruh paling banyak
terhadap mata pelajaran mereka adalah film Barat atau Asia dengan berbagai
alasan, dan sebanyak 30,00 % memilih film Indonesia.
4. Sebanyak
43,33 % responden memilih bahwa orang tua turut berperan penting dalam
mempengaruhi minat mereka dalam menonton film Barat atau Asia. Dan sebesar
56,67 % memilih tidak.
Siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1 sebahagian besar telah
mengenal dan mengetahui tentang film Barat atau Asia, meskipun masih terdapat
beberapa siswa yang kurang tahu atau bahkan tidak mengenali film Barat atau
Asia tersebut. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa film
Barat atau Asialah yang paling mereka sukai. Hal tersebut dikarenakan film
Barat atau Asia, merupakan film yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua dan
selalu kita jumpai dalam berbagai media massa, seperti melalui internet, koran,
majalah, tabloid, televisi, dan sebagainya dalam hal pengenalannya terhadap
masyarakat. Meskipun demikian, film indonesia juga tetap memiliki peminat
meskipun tak sebanyak peminat film Barat atau Asia.
Sayangnya, minat siswa-siswi tidak dibarengi dengan manfaat penting yang
dapat mereka peroleh dari tontonan asing tersebut. Kebanyakan mereka menonton
film Barat atau Asia semata-mata hanya untuk refreshing saja atau sekedar untuk
mengisi waktu. Padahal, minat mereka yang besar dalam menonton film Barat atau
Asia juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah wawasan mereka agar
semakin luas, terutama terhadap pengetahuan-pengetahuan asing yang jarang
mereka dapatkan di dalam sekolah. Hanya sebesar 36,67 % saja dari siswa SMAN 1 Tanah Jawa yang sadar
dan dapat memetik manfaat dari setiap film yang telah mereka tonton.
Pada dasarnya, minat siswa SMAN 1 Tanah Jawa terhadap film Barat atau Asia
lebih besar ketimbang film Indonesia merupakan sesuatu hal yang wajar melihat
kemampuan produksi film asing yang begitu hebat dalam membuat dan menyatukan
antara kesesuaian pemeran, serta alur dan settingnya yang sangat unik dan
menarik. Hal tersebut disetujui oleh sebahagian besar siswa-siswi SMAN 1 Tanah
Jawa. Bahwa ketiga faktor tersebut menjadi pendorong bagi mereka untuk lebih
memilih menonton film Barat atau Asia dibandingkan dengan menonton film-film
Indonesia. Selain itu, juga menjadi faktor yang sangat penting adalah kemampuan
film-film asing dalam merekayasa film buatan mereka tersebut dengan menggunakan
teknologi yang modern, sound effect yang baik, serta effect visual yang
ditimbulkan menyebabkan film Barat atau Asia lebih digemari dan lebih ditonton
oleh orang banyak dibandingkan dengan film Indonesia yang sebagian besar
ceritanya meniru film-film buatan luar negeri.
Secara
keseluruhan, siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1
menyatakan
bahwa minat mereka untuk mau menonton film Indonesia hanya sebesar 63,34 %.
Meskipun demikian, film Indonesia juga memiliki peminat yang betul-betul 100 %
mau dan cinta terhadap film Indonesia dengan alasan bahwa film-film Barat
banyak menampilkan adegan-adegan yang tak bermoral dan tak senonoh yang
sebenarnya merupakan film yang tidak pantas untuk kita tonton karena tidak
sesuai dengan adat ketimuran yang kita miliki. Film-film Barat telah
berpengaruh besar dalam mendistribusikan efek-efek atau pengaruh-pengaruh
negatif yang dapat merusak moral generasi muda penerus bangsa.
Selain film Barat atau Asia telah mempengaruhi dan
memberikan dampak negatif, film Barat atau Asia juga menyebabkan siswa-siswi
SMAN 1 Tanah Jawa menjadi ketagihan dalam menonton film asing tersebut sehingga
terjadilah kecenderungan siswa SMAN 1 Tanah Jawa terhadap film Barat atau Asia
dibandingkan film indonesia yang sebenarnya telah dibuat dengan mengkondisikan
sedemikian rupa keadaan kita yang sebenarnya agar juga tidak menyimpang dari
aturan yang ada dan tidak memberikan pengaruh-pengaruh negatif terhadap para
penontonya.
Meskipun film Barat atau Asia telah membudaya, namun
siswa SMAN 1 Tanah Jawa sepakat bahwa cara terbaik untuk menurunkan minat
terhadap film Barat atau Asia adalah dengan meningkatkan kualitas film buatan
Indonesia. Sehingga, bukan hanya minat siswa tehadap film asing menjadi turun,
tetapi dengan meningkatkan kualitas film Indonesia sekiranya juga dapat banyak
menarik banyak peminat yang dapat melebihi besarnya peminat film Barat atau
Asia. Sehingga, film Indonesia dapat kembali memegang kendali atas pefilman di
negara sendiri dan cara lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan minat
terhadap film asing adalah dengan melarang penayangan film Barat atau Asia.
Meskipun demikian, tetaplah yang dibutuhkan dalam mengukur suatu kesuksesan dalam
hasil produk seperti perfilman adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya.
Di sisi lain, kepopuleran film Barat atau Asia membawa
pengaruh terhadap mata pelajaran siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa. Siswa-siswi
bisa saja menjadi terpengaruh dengan adanya film Barat atau Asia, apakah akan
menurunkan atau bahkan meningkatkan prestasi belajar mereka. Untungnya,
sebagian besar siswa SMAN 1 Tanah Jawa menjadikan tontonan asing tersebut
sebagai sarana pembelajaran alternatif bagi mereka. Film Barat misalnya, yang
sangat sering mereka tonton. Melalui film tersebut, siswa mejadi banyak menguasai
kosa kata dalam bahasa Inggris terutama bagi siswa yang sangat malas membaca
dan membuka buku. Maka, sebenarnya tontonan asing juga turut dapat dijadikan
sebagai sarana alternatif pembelajaran bagi siswa asalkan siswa mampu
mengadakan penyaringan dan memilah-milah anaara film yang benar-benar dan
bermanfaat bagi mereka untuk ditonton dengan film yang tidak layak untuk mereka
tonton. Olehnya, film Barat atau Asia memiliki pengaruh yang paling banyak
terhadap mata pelajaran siswa dibandingkan dengan film Indonesia. Satu hal yang
turut mempengaruhi siswa dalam menonton film Barat atau Asia adalah keberadaan
orang tua yang selalu mengawasi dan memperingati anak-anak mereka agar tidak menjadi
terpengaruh, baik dalam pola pikir mereka, maupun sikap mereka. Terutama, dalam
zaman modern seperti sekarang ini yang menuntut setiap orang untuk selalu hidup
dengan prinsip ala Barat yang sebenarnya akan merugikan dan pada akhirnya akan
kembali pada diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar