Aku
menemukan mu. Setelah sekian lama, sejak ku tahu bahwa kau akan menghampiri ku
di semester ini. Begitu banyaknya jejakan sepatu yang ku ukir, ternyata berhenti
dan harus dibuka agar bisa masuk ke Cyber Merpati. Euforia yang luar biasa timbul
karena ini yang pertama sekali berhadapan dengan mu. Tak ku sangka, kau membuat
ku grogi. Posisi yang kurang tepat menambah tak kenyamananku. Mataku seakan
tidak berkedip demi mencari tahu bagaimana mendapatkan mu di layar proyektor
yang agak tidak terlihat jelas. Ku awali dengan doa, lalu ku mulai mengejar
bayangan dirimu.
Mengaktifkan
blog menjadi salah satu cara penkom memperkenalkan dirinya kepada ku. Rasanya
sangat membingungkan. Maklum, aku hanyalah bocah kampung yang masih merangkak
dengan yang namanya komputer dan internet. Keraguan bertanya dengan
sekelilingku muncul akibat komunikasi yang masih sedikit. Atmosfir di ruangan
tersebut memaksa ku untuk melakukan pendekatan dengan mu. Satu persatu dari
langkah yang diperintahkan, ku ikuti dan mencoba untuk mencari tahu sendiri
tanpa takut salah. Panik memang jika kita sudah tak tahu, kemudian tertinggal
dari perintah yang diberikan. Tapi tak tahu mengapa, seperti ada malaikat
membantuku untuk membereskan mu. Untungnya semua yang ku lakukan tidak sia-sia.
Selama
berlangsungnya pertemuan kita, semua jurus untuk mendapatkan mu ku kerahkan.
Gelisah terselesaikan oleh setiap genangan rasa percayaku menuju ke arah yang
lebih baik. Walaupun aku belum sepenuhnya memahami mu tapi aku yakin aku bisa
mendapatkan mu. Sedih untuk berpisah dengan mu dari pertemuan ini. Aku seakan enggan
meninggalkan tempat dudukku. Sebenarnya aku ingin lebih lama bersama untuk
mendalami mu. Namun itu tak bisa karena waktu kita terbatas. Tapi bahagianya
aku masih akan bisa menyapa mu melalui tugas yang diberikan. Seakan kerinduan
pertemuan ini terhapuskan. Ingin ku percepat agar ku bisa berhadapan lagi
dengan mu.
Mendekati
pukul 15.00, aku berhasil menaklukanmu. Walau belum tahu semua tentangmu, namun
itu cukup mampu mengurangi rasa penasaranku. Waktu terasa lebih cepat berputar.
Apakah ini hanya perasaanku saja atau tidak, aku tak tahu. Itu sesuatu yang
wajar untuk kalangan seperti aku. Awal pertemuan kita membuat aku tertarik
dengan mu. Berkenalan dengan mu cukup asyik ku rasakan. Untuk kedepannya, aku
harus menggali lebih dalam tentangmu. Dari pertemuan itu, aku memiliki suatu
wadah untuk rangkaian kata-kataku. Semoga kau bukan hanya sekedar ada buat ku. Aku
harap kau bisa menjadi teman berbagi untuk setiap ceritaku.
Hubungan
kita dimulai dari sebuah tulisan ini.