Senin, 02 Maret 2015

KARYA ILMIAH - PERBANDINGAN MINAT PELAJAR TERHADAP FILM INDONESIA DENGAN FILM LUAR NEGERI


PERBANDINGAN MINAT PELAJAR TERHADAP
 FILM INDONESIA DENGAN
FILM LUAR NEGERI







Oleh Junjun Wijaya
Kelas XI IPA 1







SMA NEGERI 1 TANAH JAWA
KABUPATEN SIMALUNGUN
2012/2013

PERBANDINGAN MINAT PELAJAR TERHADAP FILM INDONESIA DENGAN FILM LUAR NEGERI







Guru Pembimbing



Jagokdin Sihaloho, S.Pd
NIP. 197504162009031003








 
Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa, kerena berkat dan rahmat-Nya selesailah karya ilmiah ini dengan judul “PERBANDINGAN MINAT  PELAJAR TERHADAP FILM INDONESIA DENGAN FILM LUAR NEGERI”.
            Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak guru pembimbing yang telah membimbing saya sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
            Saya sadar bahwa karya ilmiah saya ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon maaf sebesar-besarnya dan saya berharap kepada berbagai pihak untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan karya ilmiah ini ke depannya.
            Semoga, karya ilmiah ini bermanfaat dan digunakan oleh teman-teman pelajar sekalian.
Tanah Jawa, Mei 2013
   Penulis 





ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai perbandingan minat pelajar terhadap film Indonesia dengan film luar negeri dengan metode Daftar Pertanyaan (Kuesioner) di SMA Negeri 1 Tanah Jawa khususnya di kelas XI IPA 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan minat terhadap film Indonesia, dan mengurangi minat terhadap film Barat atau Asia dan pengaruh film Indonesia dan film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran siswa-siswi.
Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Mei 2013 di kelas XI IPA 1 dengan cara membagikan angket kepada tiga puluh orang sebagai sampel atau responden. Penelitian ini menarik beberapa kesimpulan, salah satunya yaitu menambah wawasan siswa-siswi, khususnya terhadap film Barat dimana menambah kosa-kata bahasa Inggris bagi siswa khususnya serta menambah wawasan pengetahuan umum mereka sehingga semakin luas, selain itu manfaat penting yang dapat diperoleh siswa, adalah siswa dapat menghibur diri, serta mengisi kekosongan waktu yang mereka miliki.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa film Barat atau Asialah yang paling mereka sukai. Hal tersebut dikarenakan film Barat atau Asia, merupakan film yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua dan selalu kita jumpai dalam berbagai media massa, seperti melalui Internet, koran, Majalah, Tabloid, Televisi, dan sebagainya dalam hal pengenalannya terhadap masyarakat. Meskipun demikian, film indonesia juga tetap memiliki peminat meskipun tak sebanyak peminat film Barat atau Asia.


























DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................        i
ABSTRAK...................................................................................................       ii
DAFTAR ISI................................................................................................      iii
BAB  I  PENDAHULUAN..........................................................................       1
A. Latar Belakang............................................................................         1
B. Rumusan Masalah........................................................................         2
C. Tujuan  Penelitian.........................................................................         3
D. Asumsi........................................................................................         3
E. Pertanyaan Penelitian....................................................................         4
BAB II  KERANGKA TEORITIS.............................................................       5
A. Defenisi Film Menurut Wikipedia..................................................         5
B. Sejarah Film Indonesia.................................................................         7
C. Hakikat dan Keberadaan Film Asing............................................         8
D. Pengertian Pelajar........................................................................         8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................      10
A. Metode Penelitian........................................................................       10
B. Teknik Perolehan Data ................................................................       10                
C. Teknik Analisis Data....................................................................       10                 
D. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................       13
E. Populasi dan Sampel....................................................................       13
BAB IV  HASIL PENELITIAN.................................................................     14
BAB V    PENUTUP....................................................................................     19
A.  Kesimpulan.................................................................................       19
B.  Saran..........................................................................................       19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bersama, kata “Film” merupakan sesuatu yang biasa terdengar di telinga kita. Semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, tua, hingga lanjut usia senang menonton film. Sayangnya, perkembangan film ini terlihat mengalami kemunduran dan ada kecenderungan para penikmat film terhadap film-film asli luar negeri, seperti film Barat atau Asia.
Oleh karena itu, hal yang dapat kita soroti adalah dengan mengutamakan kualitas dari pada kuantitas , dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum. Olehnya, untuk lebih mengetahui mengenai apa saja yang dapat menjadi indikator yang dapat membantu dalam meningkatkan kualitas dan peminat film Indonesia, maka saya memutuskan untuk mengadakan suatu penelitian mengenai “Minat Remaja Terhadap Film-Film Indonesia”  sebagai bahan untuk mengadakan perbandingan dengan film-film asli buatan luar negeri.
Remaja, sebagai pihak terbanyak sekaligus berminat menonton fim-film Indonesia atau luar negeri. Sayangnya, kaum remaja adalah kaum yang selalu mengikuti arus zaman sehingga berbagai pengaruh dari luar sangat mudah untuk mereka serap.
Saya memilih pelajar karena merupakan kaum yang paling berminat menonton film-film Indonesia atau luar negeri, di SMAN 1 Tanah Jawa khususnya, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin mendorong para siswa dan siswi untuk selalu mengikuti arah perkembangan zaman. Para siswa dan siswi menonton film-film luar negeri karena rasa gemar mereka dan menimbulkan efek yang luar biasa dari film yang mereka tonton seperti “Harry Potter”.
Bila diperhatikan, film Asing tersebut menjadi populer dikarenakan kualitas produksinya yang memang sangat baik. Kemampuan dalam memproduksi film Asing tersebut dapat menimbulkan kesan berupa imajinasi yang sungguh luar biasa, sehingga penikmat film menjadi menyukainya. Namun, bila dibandingkan dengan film asli buatan Indonesia juga tidak kalah menariknya. Sebut saja “Laskar Pelangi”, yang bahkan menembus dunia Internasional, terbukti dalam penghargaan yang diterimanya sebagai film edukasi terbaik , membuktikan bahwa masih ada banyak harapan bagi film-film Asli buatan Indonesia untuk dapat bersaing dengan film-film asing, bahkan hingga ke dunia Internasional.
Olehnya, berdasarkan penjelasan di atas, saya menyimpulkan bahwa film Indonesia bukanlah film yang buruk, tidak berkualitas, atau bahkan film yang tidak mampu untuk bersaing dengan film-film asing buatan luar negeri, namun terdapat sesuatu hal tertentu yang  mendorong  film buatan Indonesia menjadi tertinggal dari film buatan luar negeri atau asing. Maka dari itu, penelitian yang kami lakukan kali ini akan mengkaji mengenai pendapat dan pemikiran siswa- siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1 untuk mengetahui seberapa besar minat mereka terhadap film Indonesia dan apa sajakah yang dapat mempengaruhi minat mereka tersebut yang kemudian akan saya jadikan sebagai bahan dan dasar untuk melakukan “Perbandingan Minat Pelajar Terhadap film Indonesia dengan film luar negeri”.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dikupas dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.      Bagaimana cara meningkatkan minat siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1 terhadap film Indonesia, dan mengurangi minat mereka terhadap film-film luar negeri seperti film Barat atau Asia ?
2.      Bagaimana pengaruh film Indonesia dan film luar negeri terhadap mata pelajaran siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1 ?

C.     Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah  :
1.      Untuk mengetahui cara meningkatkan minat Siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1 terhadap film Indonesia, dan mengurangi minat terhadap film luar negeri.
2.      Untuk mengetahui pengaruh film Indonesia dan film luar negeri terhadap mata pelajaran siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1.

D.     Asumsi
Film merupakan suatu tontonan yang memberikan dampak positif dan negatif kepada para penonton. Salah satu penonton yang dimaksud adalah para pelajar remaja, dan kebanyakan dari remaja di zaman modern seperti sekarang lebih banyak yang memiliki hobi menonton, baik film Indonesia ataupun film luar negeri seperti Barat atau Asia. Akhir-akhir ini film luar negeri lebih banyak peminatnya dibanding film Indonesia. Hal ini dikarenakan film Indonesia lebih mementingkan kuantitas dibanding kualitas.
Problema yang dihadapi perfilman negara kita saat ini yaitu ketidakpuasan penonton terhadap film buatan Indonesia yang dianggap mereka tidak masuk akal pikiran. Mereka membuat film sebagai ajang untuk perekonomian mereka dan menghiraukan kepuasaan penonton. Walaupun demikian, film Indonesia dan luar negeri memberikan kepada para penonton seperti pelajar remaja pengaruh positif salah satunya yaitu menambah wawasan mereka dan juga pengaruh negatif seperti mengganggu pol pikir mereka.

E.    Hipotesis
Cara meningkatkan dan menurunkan minat siswa-siswi terhadap film luar negeri yaitu meningkatkan kualitas film buatan Indonesia. Karena seperti yang kita tahu bahwa kebanyakan film Indonesia diciptakan hanya sebatas untuk kepentingan ekonomi semata.
Pengaruh film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran siswa yaitu untuk meningkatkan minat belajar, menguasai kosa kata dalam bahasa Inggris dan menambah wawasan mereka.
 
BAB II
TELAAH KEPUSTAKAAN
A.    Definisi Film Menurut Wikipedia
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat  sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar.
 
Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film  cerita dapat  diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.
Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah filmcerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.

B.    Sejarah Film Indonesia
Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike Ardilla, Paramitha Rusady. Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Salah satu gambaran tentang kesuksesan tersebut penyelenggaraan Festival Film Indonesia diselenggarakan di daerah-daerah dengan antusis oleh masyarakat. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.



C.     Hakikat dan Keberadaan Film Asing
Film asing yang terdiri atas film Barat atau Asia merupakan film buatan luar negeri yang tujuan pembuatannya tidak jauh beda dengan film-film buatan dalam negeri. Pada umumnya, tujuan pembuatan film asing ini adalah untuk mengejar keuntungan ekonomi. Olehnya, film barat biasanya dibuat dengan tujuan untuk bersaing dengan film-film asing lainnya sehingga film yang mampu bertahan yang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pada film-film lainnya.
Tidak hanya itu, tidak jarang juga tujuan penciptaan sebuah film itu adalah untuk mempromosikan nilai-nilai budaya suatu bangsa. Namun, film Barat ataupun Asia umumnya memang hanya sebatas pada tujuan atau dorongan dari faktor ekonomi.
Film Asing khususnya film Barat atau Asia umumnya banyak mengandung adegan-adegan  yang tak senonoh dan tidak bermoral. Hal tersebutlah yang menjadikan film Barat atau Asia juga agak ditentang oleh sebagian orang yang merasa bahwa film Barat atau Asia tersebut sudah tidak pantas untuk ditonton oleh masyarakat.
Sayangnya, meskipun film Barat atau Asia mengandung banyak pengaruh negatif, film Barat atau Asia juga tidak berarti dapat dicekal penayangannya di masyarakat sebab film Barat atau Asia juga berperan dalam memberikan sumbangan pajak bagi bangsa. Setiap film Barat atau Asia yang diputar di Indonesia haruslah dikenakan pungutan yang berarti dapat menambah kas bagi negara yang bersangkutan. Hal tersebutlah yang juga menjadi salah satu faktor sehingga film Barat atau Asia juga tidak dapat dengan seenaknya dihentikan penayangannya sebab dapat memberikan dampak besar bagi perekonomian bangsa.

D.    Pengertian Pelajar
Sebutan “Pelajar” diberikan kepada peserta didik yang sedang mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik dalam arti luas. Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997).
Peserta didik dalam arti sempit inilah yang disebut sebagai pelajar. Dikatakan pelajar sebab mereka mengikuti pembelajaran dalam konteks pendidikan formal , yakni pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan formal inilah pelajar diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Sosial, Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan masih banyak lagi. Diharapkan, selama mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa mampu mengembangkan dirinya baik secara sosial, emosi, intelektual, bahasa, moral dan kepribadian ke arah positif yang diinginkan semua orang. Perkembangan yang dialami pelajar berbeda-beda. Tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Tidak selamanya perkembangan pada diri pelajar menuju pada hal positif. Adakalanya beberapa pelajar justru menunjukkan perkembangan ke arah negatif, salah satunya aksi premanisme yang marak dilakukan oleh pelajar di berbagai daerah saat ini.
Sangat disayangkan, sebab hakikat seorang pelajar adalah belajar dan menuntut ilmu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode daftar pertanyaan (kuesioner). Metode ini sesuai dengan penelitian ini karena salah satu cara meneliti pelajar adalah dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan yang dijadikan responden untuk dijawabnya.

B.    Teknik Perolehan Data
Teknik perolehan data yang digunakan penulis adalah Teknik Observasi. Penulis memberikan angket kepada pelajar remaja di SMA N 1 Tanah Jawa khususnya di kelas XI IPA 1 untuk memperoleh data yang lebih akurat.
.
C.    Teknik Analisi Data
Dalam melaksanakan penelitian ini, saya mengambil siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa kelas XI IPA 1 sejumlah 30 orang. Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner berupa angket. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Pertanyaan diberikan dalam bentuk pilihan, artinya, ada beberapa alternatif jawaban yang disesuaikan pada minat dan keadaan siswa-siswi yang sebenarnya.

 
Berikut ini kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan hasil dari angket tersebut yang telah mereka jawab.

NO

PERTANYAAN
JAWABAN

KESIMPULAN
A
B
C
D
1.
Apakah Anda mengenal film Barat atau Asia ?
27
1
2

Sebagian besar siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa yang terdiri dari 30 siswa, terdapat 27 siswa yang mengenal film Barat atau Asia, 1 siswa tidak mengenal, dan 2 lagi tidak mengenal film Barat ataupun Asia.
2.
Manakah jenis film yang paling Anda sukai ?
2
28


Siswa SMAN 1 Tanah Jawa, yang terdiri dari 30 siswa, ternyata sebanyak 28 orang lebih menyukai film Barat atau Asia dan 2 orang yang lebih menyukai film Indonesia dari pada film Barat atau Asia.







3.
Apakah manfaat penting yang dapat Anda peroleh dari menonton film Indonesia dan film Barat atau Asia ?
11
16
3

Sebagian besar siswa SMAN 1 Tanah Jawa menjadikan tontonan film Indonesia serta film Barat atau Asia sebagai sarana untuk refreshing.
4
Menurut Anda, orang lebih memilih menonton film Barat dibanding film Indonesia karena ?
2
4
2
22
Orang-orang lebih memilih menonton film Barat atau Asia dibandingkan dengan film Indonesia karena alasan pemerannya, alurnya yang menantang, serta karena settingnya yang unik dan menarik.
5
Berapa persenkah minat anda untuk mau menonton film Indonesia ?
19
10
1

Sebagian besar siswa SMAN 1 Tanah Jawa hanya memiliki minat sebesar 30 % terhadap film Indonesia
6
Menonton film Barat atau Asia membuat Anda menjadi ketagihan. Setujukah Anda dengan pendapat itu ?
16
14


Sebagian besar siswa SMAN 1 Tanah Jawa  menjadi ketagihan terhadap film Barat atau Asia.
7
Menurut Anda, bagaimanakah cara menurunkan minat terhadap film Barat atau
Asia ?
29
1


Cara menurunkan minat terhadap film Barat atau Asia adalah dengan meningkatkan kualitas film Indonesia
8
Bagaimanakah pengaruh film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran Anda ?
16
14


Film Barat atau Asia berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
9
Menurut Anda, manakah film yang memiliki pengaruh yang paling banyak terhadap mata pelajaran siswa ?
21
9


Film Barat atau Asia memiliki pengaruh yang paling banyak terhadap mata pelajaran siswa.
10
Apakah orang tua juga berperan penting dalam mempengaruhi Anda menonton film Barat atau Asia ?
13
17


Orang tua memiliki peranan penting dalam mempengaruhi siswa dalam menonton film Barat atau Asia.


D.    Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Tanah Jawa kelas XI IPA 1 pada tanggal 27 Mei 2013 pukul 08.00 WIB.

E.    Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah sekitar 230 orang dan sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 sebanyak  39 orang dan yang mengikuti observasi sebanyak 30 orang.

 
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel pada analisis data, saya mengelompokkan jawaban responden berdasarkan apa yang mereka pilih :
1.      Sebanyak 90,00 % responden memilih bahwa mereka mengenal film Barat atau Asia, sebanyak 3,33 % tidak mengenal, dan 6,67 % kurang mengetahui tentang film Barat atau Asia.
2.      Sebanyak 6,67 % responden memilih bahwa jenis film yang paling mereka sukai adalah film Barat atau Asia , sedangkan sebanyak 93,33 % responden menyukai film Indonesia.
3.      Sebanyak 36,67 % responden memilih bahwa manfaat penting yang dapat diperoleh dari menonton film Indonesia , serta film Barat atau Asia adalah dapat menambah wawasan, 53,33 % memilih sebagai sarana untuk refreshing, dan sisanya sebesar 10 % adalah untuk mengisi waktu.
4.      Sebanyak 6,67 % responden memilih bahwa orang-orang lebih memilih film Barat dibanding film Indonesia karena pemerannya, 13,33 % karena alurnya menantang, dan 6,67 % karena settingnya yang unik dan menarik, serta sebesar 73,33 % memilih ketiga  alasan tersebut di atas.
5.      Sebanyak 63,34 % responden memilih bahwa besar minat mereka untuk mau menonton film Indonesia adalah sebesar 30 %, 33,33 %, responden memiliki minat sebesar 50 %, dan 3,33 % responden memiliki minat sebesar 75 %.
6.      Sebanyak 53,34 % responden memilih bahwa menonton film Barat atau Asia membuat mereka menjadi ketagihan , sedangkan sisanya sebanyak 46,66 % responden memilih bahwa menonton film Barat atau Asia tidak membuat mereka menjadi ketagihan.
7.      Sebanyak 96,67 % responden memilih bahwa cara menurunkan minat terhadap film Barat atau Asia adalah dengan meningkatkan kualitas film Indonesia , sedangkan 3,33 % memilih dengan cara melarang penayangan film-film Barat atau Asia.
2.      Sebanyak 53,34 % responden memilih bahwa pengaruh film Barat atau Asia adalah meningkatkan minat belajar mereka, sedangkan sisanya sebesar 46,66 % memilih film Barat atau Asia dapat menurunkan minat belajar siswa.
3.      Sebanyak 70,00 % responden memilih bahwa film yang memiliki pengaruh paling banyak terhadap mata pelajaran mereka adalah film Barat atau Asia dengan berbagai alasan, dan sebanyak 30,00 % memilih film Indonesia.
4.      Sebanyak 43,33 % responden memilih bahwa orang tua turut berperan penting dalam mempengaruhi minat mereka dalam menonton film Barat atau Asia. Dan sebesar 56,67 % memilih tidak.
Siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1 sebahagian besar telah mengenal dan mengetahui tentang film Barat atau Asia, meskipun masih terdapat beberapa siswa yang kurang tahu atau bahkan tidak mengenali film Barat atau Asia tersebut. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa film Barat atau Asialah yang paling mereka sukai. Hal tersebut dikarenakan film Barat atau Asia, merupakan film yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua dan selalu kita jumpai dalam berbagai media massa, seperti melalui internet, koran, majalah, tabloid, televisi, dan sebagainya dalam hal pengenalannya terhadap masyarakat. Meskipun demikian, film indonesia juga tetap memiliki peminat meskipun tak sebanyak peminat film Barat atau Asia.
Sayangnya, minat siswa-siswi tidak dibarengi dengan manfaat penting yang dapat mereka peroleh dari tontonan asing tersebut. Kebanyakan mereka menonton film Barat atau Asia semata-mata hanya untuk refreshing saja atau sekedar untuk mengisi waktu. Padahal, minat mereka yang besar dalam menonton film Barat atau Asia juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah wawasan mereka agar semakin luas, terutama terhadap pengetahuan-pengetahuan asing yang jarang mereka dapatkan  di dalam sekolah. Hanya sebesar 36,67 %  saja dari siswa SMAN 1 Tanah Jawa yang sadar dan dapat memetik manfaat dari setiap film yang telah mereka tonton.
Pada dasarnya, minat siswa SMAN 1 Tanah Jawa terhadap film Barat atau Asia lebih besar ketimbang film Indonesia merupakan sesuatu hal yang wajar melihat kemampuan produksi film asing yang begitu hebat dalam membuat dan menyatukan antara kesesuaian pemeran, serta alur dan settingnya yang sangat unik dan menarik. Hal tersebut disetujui oleh sebahagian besar siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa. Bahwa ketiga faktor tersebut menjadi pendorong bagi mereka untuk lebih memilih menonton film Barat atau Asia dibandingkan dengan menonton film-film Indonesia. Selain itu, juga menjadi faktor yang sangat penting adalah kemampuan film-film asing dalam merekayasa film buatan mereka tersebut dengan menggunakan teknologi yang modern, sound effect yang baik, serta effect visual yang ditimbulkan menyebabkan film Barat atau Asia lebih digemari dan lebih ditonton oleh orang banyak dibandingkan dengan film Indonesia yang sebagian besar ceritanya meniru film-film buatan luar negeri.
Secara keseluruhan, siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa di kelas XI IPA 1
menyatakan bahwa minat mereka untuk mau menonton film Indonesia hanya sebesar 63,34 %. Meskipun demikian, film Indonesia juga memiliki peminat yang betul-betul 100 % mau dan cinta terhadap film Indonesia dengan alasan bahwa film-film Barat banyak menampilkan adegan-adegan yang tak bermoral dan tak senonoh yang sebenarnya merupakan film yang tidak pantas untuk kita tonton karena tidak sesuai dengan adat ketimuran yang kita miliki. Film-film Barat telah berpengaruh besar dalam mendistribusikan efek-efek atau pengaruh-pengaruh negatif yang dapat merusak moral generasi muda penerus bangsa.
Selain film Barat atau Asia telah mempengaruhi dan memberikan dampak negatif, film Barat atau Asia juga menyebabkan siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa menjadi ketagihan dalam menonton film asing tersebut sehingga terjadilah kecenderungan siswa SMAN 1 Tanah Jawa terhadap film Barat atau Asia dibandingkan film indonesia yang sebenarnya telah dibuat dengan mengkondisikan sedemikian rupa keadaan kita yang sebenarnya agar juga tidak menyimpang dari aturan yang ada dan tidak memberikan pengaruh-pengaruh negatif terhadap para penontonya.
Meskipun film Barat atau Asia telah membudaya, namun siswa SMAN 1 Tanah Jawa sepakat bahwa cara terbaik untuk menurunkan minat terhadap film Barat atau Asia adalah dengan meningkatkan kualitas film buatan Indonesia. Sehingga, bukan hanya minat siswa tehadap film asing menjadi turun, tetapi dengan meningkatkan kualitas film Indonesia sekiranya juga dapat banyak menarik banyak peminat yang dapat melebihi besarnya peminat film Barat atau Asia. Sehingga, film Indonesia dapat kembali memegang kendali atas pefilman di negara sendiri dan cara lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan minat terhadap film asing adalah dengan melarang penayangan film Barat atau Asia. Meskipun demikian, tetaplah yang dibutuhkan dalam mengukur suatu kesuksesan dalam hasil produk seperti perfilman adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya.
Di sisi lain, kepopuleran film Barat atau Asia membawa pengaruh terhadap mata pelajaran siswa-siswi SMAN 1 Tanah Jawa. Siswa-siswi bisa saja menjadi terpengaruh dengan adanya film Barat atau Asia, apakah akan menurunkan atau bahkan meningkatkan prestasi belajar mereka. Untungnya,  sebagian besar siswa SMAN 1 Tanah Jawa menjadikan tontonan asing tersebut sebagai sarana pembelajaran alternatif bagi mereka. Film Barat misalnya, yang sangat sering mereka tonton. Melalui film tersebut, siswa mejadi banyak menguasai kosa kata dalam bahasa Inggris terutama bagi siswa yang sangat malas membaca dan membuka buku. Maka, sebenarnya tontonan asing juga turut dapat dijadikan sebagai sarana alternatif pembelajaran bagi siswa asalkan siswa mampu mengadakan penyaringan dan memilah-milah anaara film yang benar-benar dan bermanfaat bagi mereka untuk ditonton dengan film yang tidak layak untuk mereka tonton. Olehnya, film Barat atau Asia memiliki pengaruh yang paling banyak terhadap mata pelajaran siswa dibandingkan dengan film Indonesia. Satu hal yang turut mempengaruhi siswa dalam menonton film Barat atau Asia adalah keberadaan orang tua yang selalu mengawasi dan memperingati anak-anak mereka agar tidak menjadi terpengaruh, baik dalam pola pikir mereka, maupun sikap mereka. Terutama, dalam zaman modern seperti sekarang ini yang menuntut setiap orang untuk selalu hidup dengan prinsip ala Barat yang sebenarnya akan merugikan dan pada akhirnya akan kembali pada diri kita sendiri.